Oleh
Hobby Kece
Untuk kebutuhan daging didaerah saya Jawa Timur sangat meningkat sehingga memacu keingginan saya untuk mencoba usaha ayam , dalam benak saya juga berfikir dua kali sebelum melakukan usaha ini, karena merawat ayam broiler tidak semudah yang saya pikirkan.
Disamping itu ayam potong/broiler pertumbuhannya sangat cepat sekitar 34 -38 hari dengan bobot 1,8 sampai 2,2 kg itu sudah bisa dipanen ada juga yang masih umur 30 hari bobot sekitar 1,6 -1,8 sudah panen itu semua tergantung keingginan peternak, semakin bobot besar resiko kesehatan ayam juga dipertaruhkan.
Selanjutnya saya memberanikan diri memulai usaha ini meskipun modal saya juga masih ngutang, maaf jadi curhat, populasi pertama saya mencoba 200 ekor / 2 box @ harga Rp 5700 khutuk ayam, dengan dengan perincian pakan habis sekitar 12-14 @ Rp 310.000 sak (setrat pakai yang biasa) untuk harga relatif tiap daerah, vitamin, vaksin (NDIB,Gumboro ) dll habis dana sekitar Rp 300 ribu. Untuk tempat makan, minum, kipas, kabel, lampu belum dihitung.
Dengan modal pas-pasan saya memulai usaha dengan pengetahuan saya yang tergolong belum tau banyak cara merawatnya akhirnya minta bimbingan saudara saya, dengan beriringnya waktu perawatan banyak ayam yang sakit atau lumpuh ada juga kena koli dan koksi, saya terus merawat juga dalam pikiran terlintas punya untung atau tidak.
Dengan penuh keyakinan saya tetap merawat sampai akhirnya banyak ayam yang kena penyakit terus saya lakukan pengobatan koksi juga koli tetap aja masih sulit sembuh total kemudian disaat harga masih sekitar Rp 18.000 sekitar umur 25 langsung cepat saya jual aja maaf takut merugi masih pemula.
Penuh harapan masih ada kembalian uang, eh ternyata alhamdulilah masih dapat keuntungan Rp 1.000.000 (untuk peralatan tidak dihitung).
Untuk periode ke 2
Saya mencoba lagi dengan populasi 400 ekor ganti merk lain doc (maaf untuk merk saya tidak bisa menyebutkan) @Rp 5700 , ternyata dapat doc kualitas kurang bagus saya binggung kok doc datang sudah ada yang mati 2 dalam box, akhirnya saya tetap merawat kemudian makin hari yang mati tambah banyak sampai akhir panen total kematian 100 ekor , bisa jadi saya masih belajar kemungkinan ada kematian hal yang biasa.
Kemudian tetap saya rawat dengan mengunakan metode pakan dicampur pakan yang lebih murah setelah umur 25 hari sampai panen, biaya vitamin dan vaksin sama cuma saya menambah vaksin AI. Kemudian untuk pakan saya menggunakan harga @Rp 349.000 (harga pakan belum naik) sebanyak 4 sak setelah habis saya sambung pakan yang harga @ Rp 310.000 sampai total pakan habis 10 sak, habis pakan sedikit akibat banyak kematian kecil saat umur 2-15 hari.
Penuh harapan dan tetap semangat saya merawat dengan teori dari internet akhirnya sampai massa panen saya umur 33 hari dengan bobot rat-rata 1,9 kg dengan harga Rp 19.500 per kg, dengan penuh cemas akibat ayam berkurang jumlahnya tinggal 300 ekoran, akhirnya selesai ditimbang dan saya hitung semuanya alhamdulila masih ada untung lebih dikit dari pada yang periode pertama.
Untuk periode selanjutnya sampai hari ini saya masih merawat untuk populasi tetap 400 karena terbentur biaya serta lahan. Alhamdulilah sekarang sudah bisa merawatnya meskipun tiap periode ada kematian tetapi sangat minim sekali sekitar 20 ekor.
Dari pengalaman yang saya dapatkan beternak ayam broiler memang sangat berpeluang ada hasilnya tetapi juga sangat hati-hati dan bergerak cepat bila ada ayam yang sakit atau kondisi cuaca yang tidak menentu kadang panas juga penggap udaranya.
Semoga bisa dijadikan inpirasi munculnya pengusaha muda yang lebih kreatip mengembangkan usaha ayam broiler.
Baca juga:
- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment